Resume Book Review BAB 1 - Ikhlas | Takziyatun Nafs - Abu Bassam Oemar Mita

by - Oktober 18, 2024

Hati memiliki kewajiban-kewajibannya. 

Ibadah hati : sabar, tawakal, ridha pada Allah. Ikhlas. Ikhlas kedudukannya paling tinggi.


Dalam ibadah, yang paling agung yaitu niat dan ikhlas.


⅓ bangunan hati itu pada bangunan yang ikhlas.

Sunah itu 3 :

1. Bagaimana menjaga hati

2. Bagaimana menjaga ilmu

3. Bagaimana menjaga makanan dari perkara haram dan syubhat


Ikhlas : takhlis(membersihkan). 


Menurut bahasa, ikhlas : Membersihkan sesuatu dari pengotornya

Menurut istilah, ikhlas : Memurnikan tujuan ketika mendekatkan diri pada Allah dari segala pengotornya.


Jika ibadah karena niatan dunia, itu artinya gagal dapat ikhlas.


Ibadah itu harus murni karena Allah, tidak boleh diniatkan untuk duniwi yang kita peroleh. 


Sesungguhnya Allah paling benci ketika keridhoaannya disejajarkan dengan nilai dunia dihadapan Allah.


Dunia kita sudah dijamin oleh Allah. Allah tidak pernah membagikan dunia karena ibadah. Jika seperti itu, orang kafir akan menjadi pengemis. 


Pengotor hati : ketika beribadah niatannya duniawi.

Contoh pengotor hati :

• Sholat tahajjud ketika pengen kerjaan lancar, dapat proyek.


Jika kita memang dapat rezeki dunia 10 milyar. Maka kita akan dapat.

Abdullah bin Mubarak bercerita : Sesungguhnya para sahabat itu adalah orang yang paling takut dan tumpah air mata ketika membaca surah Hud, ayat 15-16.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


مَنْ كَا نَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَ زِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَا لَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْ

"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

(QS. Hud 11: Ayat 15)


اُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ لَـيْسَ لَهُمْ فِيْ الْاٰ خِرَةِ اِلَّا النَّا رُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. Hud 11: Ayat 16)


* Via Al-Qur'an Indonesia https://quranformobile.com/get/id


Dijelaskan, kalau kamu hidup di dunia hanya ingin mendapatkan keinginannya tentang dunia. Allah akan berikan, tidak dikurangi. Tapi ingat sesungguhnya kelak di akhirat mereka tidak dapat apapun.


Bisa jadi kamu mengira si Fulan penduduk surga ternyata penduduk neraka. Dan sebaliknya.


Menyekolahkan anak jangan karena biar gampang kerja. Tapi niatkan agar anak mengerti tentang ilmunya Allah. Agar ketika dapat ilmu, bisa menjadikannya bermanfaat untuk agama Allah.


Rezeki itu bukan karena kita pintar, tapi karena ada proses ikhtiar dan takdir. Dan karena dunia itu Allah yang atur. Melapangkan dunia untuk melihat syukur atau kufur. Menyempitkan dunia untuk melihat sabar atau tidak.


Jangan main-main dengan hati. Karena Allah detail dan tidak pernah main-main dengan hati.


Dunia itu ironis. Kita yang mencari, kita yang dapat, ketika mati, kita wariskan, tapi kita juga yang dihisab di akhirat.


Orang Zuhud : bukan yang compang camping. Tapi mereka menempatkan balasan akhirat lebih mereka cintai dari balasan dunia.


Minta sama Allah, semoga kebaikan ini, kemudahan ini bisa semakin mendekatkan hamba padaMu. 


Kekecewaan hanya terjadi pada orang yang menetapkan tujuan bukan hanya pada Allah.


Ikhlas : menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan (konsentrasi). Lebih sibuk memikirkan pandangan Allah daripada makhluknya. Tidak peduli pandangan manusia.


Video :

You May Also Like

0 comments