Resume Kajian Lembut dan Sabar dalam Menasihati - Abu Bassam Oemar Mita
Ketika persahabatan sudah diniatkan untuk Allah, maka ketika melihat ada sesuatu yang salah,
1. Kita harus punya kesabaran untuk mengingatkan.
2. Ada keinginan untuk mengingatkan. Prosesnya dinikmati. Tidak boleh diam ketika melihat sahabatnya melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Harus dengan kelembutan dan kesabaran. Benci perbuatannya tapi jangan benci orangnya. Jangan sampai hilang kesabarannya, biar tidak mendapatkan mudhorot dari ketidaksabaran kita. Karena mengingatkan butuh proses sabar, tidak ada yang instan.
Mengingatkan itu butuh kelembutan. Harus dengan cara yang baik. Jangan dengan cara yang bengis atau buruk nanti dia lari darimu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)
* Via Al-Qur'an Indonesia https://quranformobile.com/get/id
Saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.
Video :
0 comments